TANJABBARAT-Program Pemerintah Daerah sudah sangat bagus untuk menyalurkan bakat anak daerah yang hobi road race dan menghindari terjadinya balap liar kebut-kebutan di jalan raya.maka pemkab telah berupaya, berusaha membangunkan arena Roud Race khusus di lokasi pelabuhan Roro Kualatungkal melalui anggaran APBD 2019 yang menguras anggaran APBD senilai Rp 6 Miliar.
Sayangnya perjuangan program mulia Pemkab yang telah bersusah payah mengiring kegiatan ini dibahas melalui anggota legislatif bahkan relah menyampingkan kegiatan skalapriotas yang menyentuh kepentingan masyarakat itu tidak berjalan mulus dan optimal dilaksanakan dilapangan,melainkan program baik pemkab Tanjabbarat ini berubah menjadi pudar dan coletehan dari berapa pihak.karena hasil Bukti pekerjaan pembangunan arena Roud Race tersebut sangat luar nalar.pasalnya,sejumlah rumput tumbuh menembus aspal di arena Roud Race yang baru di bangun.
Pantauan dilapangan tidak hanya Rumput yang ditemui tumbu di aspal,namun kondisi aspal juga sudah banyak yang rusak ,sejumlah aspal juga telah digenangi air.ironisnya lagi aspal yang dikerjakan tidak ada bahu jalan.
Sementara Kepala dinas pekerjaan umum dan penataan ruang Kabupaten Tanjung Jabung Barat H. Andi Nuzul saat dikonfirmasi tak menampik pekerjaan Road Race yang jelek tersebut. Karena menurut dia memang saat pemeriksaan dari BPK pihak BPK sempat marah-marah di lokasi.
"Pemeriksaan dari BPK sempat marah-marah disitu, saya sempat minta maaf ke BPK karena saya bilang Kontraktornya payah," ujarnya saat dikonfirmasi Rabu (4/11) siang.
Pekerjaan tersebut kata dia dikerjakan pada tahun 2019. dia pun mengakui Jika pekerjaan tersebut hasilnya tidak memuaskan.
" Pekerjaan tersebut tahun 2019, Kalau pekerjaannya jelek macam gitu berarti Rekanan tidak bertanggung jawab," ujarnya.
Ditambahkannya lagi pada saat pemeriksaan BPK beberapa waktu lalu pada pekerjaan tersebut juga menemui banyak temuan yang harus dikembalikan rekanan.
"Temuannya banyak, ratusan juta," pungkasnya.
Sebelumnya pekerjaan Proyek Road Race yang menelan anggaran APBD 6 Miliar ini mendapat kritikan dan sorotan dari ketua lembaga swadaya masyarakat Peneliti anti korupsi (LSM-PETISI) syarifuddin AR.
ketua LSM Petisi ini menyikapi banyaknya dugaan-dugaan penyimpangan dalam hasil proyek tersebut.
“ Dugaan penyelewengan mutu dan kualitas aspal," kata Sarifudin.
Dia juga mengatakan, kita sudah turun dan lansung mengecek kelapangan, banyak dugaan penyelewangan anggaran dalam pekerjaan tersebut,kuat kita duga proyek dikerjakan tidak sesuai spek.
Duganya akibat buruknya kualitas campuran aspal yang digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan pengaspalan badan jalan, sehingga aspal mudah hancur.
"proyek kita nilai dan diduga banyak menyalahi aturan teknis,"tutur nya.
lanjut katanya,kita diduga pengawas dari dinas dan Kosultan pengawas tutup mata dan tidak berani bertindak lantaran di duga pihak rekanan dekat sama penguasa . "Tutup nya.(AR2)