JAMBINTIKA.COM, JAMBI - Permasalahan stunting atau masalah kurang gizi kronis yang mengakibatkan pertumbuhan pada anak atau bisa juga dikatakan kondisi gagal pada pertumbuhan anak, harus menjadi perhatian dan atensi bersama. Pasalnya persoalan stunting menyangkut dengan generasi masa depan bangsa.
Berdasarkan data terbaru menyebutkan bahwa pada tahun 2020 rata-rata prevalensi stunting di Provinsi Jambi masih diatas 20% hal ini menunjukan bahwa stunting masih menjadi permasalahan kesehatan yang serius, bahkan target penurunan prevalensi stunting di Provinsi Jambi menjadi 14 % pada tahun 2024.
Untuk menyelesaikan masalah ini harus menjadi tanggung jawab bersama, untuk dilakukan penanggulangan stunting secara gotong royong. “Masalah stunting harus dikerjakan secara gotong royong, tidak bisa diselesaikan oleh satu instansi semata, tetapi harus melibatkan lintas sektor instansi atau Lembaga pemerintah, termasuk masyarakat secara luas,” ujar Ummi Kalsum dalam diskusi daring yang mengangkat tema stunting, kemarin, yang digelar oleh Forum Diskusi Jambi (FDJ).
Dikatakannya, lokus penanganan stunting ada di tingkat kabupaten/kota. Pada tahun 2020 terdapat lima kabupaten/kota yang angka stunting cukup tinggi yakni di Kerinci, Merangin, Tanjab Barat, dan Tanjab Timut. “Maka penanganan stunting harus diselesaikan pada tataran implementasi di lapangan seraya melakukan edukasi-edukasi ke masyarakat, terutama kepada generasi milenial,” katanya.
Menurut Ahli Epidemiologi Universitas Jambi ini, kasus stunting harus dilaksanakan pada implementasi di lapangan, selain melakukan upaya pencegahan atau sosialisasi, dengan melibatkan elemen masyarakat secara luas.“Jadi pengetasan masalah stunting menjadi harus juga melibatkan tokoh agama dan tokoh adat, karena bisa jadi faktor sosial budaya menjadi salah satu penyebab tingginya stunting, seperti yang terjadi di Suku Anak Dalam dan daerah lainnya di Provinsi Jambi. Melihat hal ini tentu penurunan sedrastis ini akan sulit untuk di penuhi jika hanya diserahkan kepada hanya dinas tertentu saja tanpa memerlukan kekuatan gotong royong dari berbagai pihak maupun dari masyarakat itu sendiri”, tambahnya.
Sementara itu, Ketua Forum Diskusi Jambi (FDJ) Nanda Pratama mengatakan bahwa sebagai bentuk kepedulian FDJ ke depan akan sedikit fokus pada penanganan percepatan penurunan stunting. “Saat ini Forum Diskusi Jambi tengah mengumpulkan bahan-bahan stunting, untuk menyamakan persepsi mengenai permasalahan stunting, dengan mendorong keterlibatan semua pihak baik itu pemerintah, masyarakat dan pihak swasta, bersama-sama turun tangan menyelesaikan masalah stunting di Provinsi Jambi”, katanya.
Bahkan ia juga berharap semua pihak dapat bisa terbuka dan bekerja sama berkontribusi pada bangsa dan negara demi masa depan generasi penerus bangsa. “FDJ ingin berkontribusi dan ikut serta bersama-sama bergotong royong dalam percepatan penanganan stunting di Provinsi Jambi, dan ke depan kami akan banyak agenda-agenda atau kegiatan, dan ini butuh kerja sama semua pihak,” tandasnya. (*)