Tanggapan petani 9 desa wilayah Tungkal ulu masalah kinerja Kabid PKS Kesbangpol yg dianggap kurang baik

Tanggapan petani 9 desa wilayah Tungkal ulu masalah kinerja Kabid PKS Kesbangpol yg dianggap kurang baik

Tanjab Barat -JAMBINTIKA.COM- Dituding Kabid Penaganan konflik Sosial (PKS) Hilal tidak mampu bekerja oleh kaban Kesbangpol Tanjab Barat Azis Muslim, ternyata mendapat tanggapan dari Petani 9 Desa Wilayah Ulu.

Dari data yang dihimpun media ini secara acak terutama pada masyarakat yang pernah bersentuhan dengan Kesbangpol terkait konflik lahan. Baik itu kejadian beberapa waktu lalu maupun persoalan konflik yang masih di tangani pada saat ini.

Seperti di Sampaikan Petani 9 Desa Wilayah Ulu ini mengatakan,selama mengurus persoalan konflik lahan di Kesbangpol kabupaten Tanjab Barat, hanya Kabid PKS Hilal Adri lah yang selalu berbicara dan bertemu masyarakat.

" jadi Kalau di bilang tidak bisa kerja itu tidak benar, karna selama ini yang selalu mendekati masyarakat dan berbicara langsung ke kami yang berkonflik itu cuma pak Hilal, kalau kaban nya di temui saja susah, " kata Masyarakat.

Jika bicara impati masyarakat kepada siapa tentu kami lebih memilih Kabid Hilal Adri, karna dia yang mengerti persoalan dan mengerti keluh kesah masyarakat saat ada Konflik.

" Selama ini yang punya empati pada masyarakat itu adalah pak Hilal, jika ada yang menyatakan tidak bisa kerja itu hanya untuk menutupi kelemahan nya saja, " tutupnya.

Diberitakan sebelumnya Kaban Kesbangpol kabupaten Tanjab Barat, Azis Muslim melontarkan tudingan tentang Kabid PKS Hilal, tidak tau dan paham terhadap bidang pekerjaan yang di jabatannya melalui Media.

"Hilal itu sejak dilantik di bidang PKS 2019 lalu dan hari ini kalau kita hitung ia menjabat sudah 2,5 Tahun, awal ia masuk dan dilantik beground ia bukan ilmu lapangan penanganan koplik tidak ada itu, dia ini tadinya dari guru sekolah di desa terpencil jadi ditempatkan di zaman bupati Safrial jadi Kabid penanganan Konflik, bagi saya tidak mukin menolak karena itu urusan pimpinan, nah selama perjalanan waktu 2 Tahun dia selalu saya ajak karena dia tahu beground dia itu tidak ada urusan penaganan koplik dan lain-lain, ” kata Azis Muslim saat di konfirmasi via telepon, Selasa (19/10/2021).

Secara detail dia menerangkan, bayangkan lah seorang guru dilantik jadi ngurus konflik sosial, tentu berbeda dengan saat dia masih bertugas di sekolah.

Ahirnya saya bimbing, saya bina dan saya ajak dalam penaganan komplik dibeberapa tempat selain bidang dia saya ajak bersama-sama, ” ujarnya.

Lebih lanjut menurut Azis, ternyata memang dasar ilmunya tidak kesana seorang guru seharusnya dia ngajar anak SD di desa terpencil, jadi dipaksa seperti apapun untuk penanganan komplik tidak akan mungkin.

“Capek saya, jadi kalau sudah bicara memenegerial, bicara berkompetensi dan bicara tentang kemampuan, serta bicara tentang seorang pimpinan saya menilai ia tidak mampu bahkan sangat tidak mampu, apalai dia begron nya dari seorang guru ” tegasnya.

Bahkan kata Azis, selama 2 tahun membina, membimbing, belum lagi kalau bicara soal tabiat atau kelakuan, tentunya kita tidak bicarakan soal karakter.

Soal itu biarlah jadi konsumsi pribadi saya, tapi jika bicara menimerjerial, kompetensi dan lain-lain saya mengatakan dia ( Kabid PKS) tidak mampu, akhirnya dengan banyak nya komflik dia tidak lagi di ajak duduk bersama bahkan juga tidak lagi diajak untuk membahas di bidang itu termasuk pekerjaan lain di bidang penanganan komplik sosial.

“Langsung saya ambil alih semua, kegiatan di bidangnya dengan dasar tersebut, dari pada komplit tidak pernah kita selesaikan dan dari pada nanti masyarakat ribut maka kita ambil alih,” bebernya.

Sementara ditanya apa pernah mengusulkan pengantian Kabid PKS tersebut kerana diangap tidak mampu dan paham dengan jabatannya.

” saya pernah mengajukan, tapi tidak mukin saya beberkan karena itu rahasia, ” jawabnya.

Usulan itu di zaman pak bupati Safrial, tapi tidak di respon,"katanya.(AR2)