Sampai Saat Ini Hasil Temuan Dibidang Sarpras Dinas Tanaman Dan Holtikultura Tanjabar Blum Dkembalikan

Sampai Saat Ini Hasil Temuan Dibidang Sarpras Dinas Tanaman Dan Holtikultura Tanjabar Blum Dkembalikan

JAMBINTIKA.COM-Puluhan Juta rupiah uang hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jambi terhadap dinas pertanian dan holtikultura bidang Sarpras di duga belum di kembalikan.


Hal ini disampaikan langsung oleh kepala kantor Inspektorat Tanjab barat,ketika di konfirmasi terkait hasil temuan BPK tersebut.


"Sampai saat ini belum ada kita terima laporan pengembalian uang dari hasil temuan BPK itu, biasanya ada bukti dari pihak bank menyampaikan ke Inspektorat jika sudah dikembalikan,"tegas Encep, melalui via telepon,Rabu (23/6/21) siang.


Sementara diberitakan sebelumnya Saat dikonfirmasi ke dinas, Kabid sarana dan prasarana dinas tanaman pangan dan hortikultura Kabupaten Tanjung Jabung, Ade Rahmawati ST, ME tak menyangkal jika ada temuan dari audit BPK yang telah dilakukan beberapa waktu lalu.


kata dia ada sejumlah kelompok tani yang ada temuan dalam pelaksanaan program bantuan yang dikucurkan melalui dana alokasi khusus tahun 2020 lalu untuk kegiatan kelompok tani dalam mendukung pertanian holtikultura.


" Itu bukan kelebihan pembayaran tapi temuan hasil audit BPK yang menemukan adanya temuan di beberapa apa kelompok tani yang yang nilainya bervariasi. Kenapa bisa menjadi temuan , namanya BPK mengaudit tentu apa yang kita kerjakan belum tentu 100% seperti apa yang telah diaudit mereka," Ungkapnya disambangi Selasa (22/6) siang.


Dilanjutkannya dengan adanya temuan dari badan pemeriksa keuangan tersebut pihaknya mengakui telah mengembalikan dana temuan itu.


"dengan adanya temuan seperti ini kami mengembalikan, Alhamdulillah kalau kami juga sudah kami beritahu dan mengembalikan ke kas negara. Kalau itu menjadi temuan dan harus dikembalikan,” lanjutnya.


Dijelaskannya kegiatan tersebut adalah bersifat swakelola yang dikelola oleh kelompok tani. dana yang masuk dari usaha masuk ke kas daerah baru ke rekening kelompok tani dan mereka pun langsung mencarikan atas rekomendasi dari dinas.


"sekarang ini problemnya yang langsung mengerjakan kan petani, kemudian tingkat profesionalisme dengan tukang kan tidak sama bahkan mungkin di situlah menjadi ada selisih selisih mungkin saja dari bangunan atau yang lainnya," kilahnya.(AR2)