Pelaksanaan Debat Pilkada Tanjab Barat Disoal, Fachrudin: Kesanya Hanya Setemonial

Pelaksanaan Debat Pilkada Tanjab Barat Disoal, Fachrudin: Kesanya Hanya Setemonial

TANJABBARAT -JAMBINTIKA-COM- Pelaksanaan Debat Pilkada Tanjab Barat yang dijadwalkan hanya digelar satu kali oleh KPU Tanjab Barat menuai kritikan dari berbagai pihak.


Pelaksanaan yang hanya satu kali dinilai tidak tepat karena tidak bisa menentukan kualitas debat dan terkesan hanya sekedar sebagai kegiatan Seremonial.


Hal ini seperti diutarakan analis politik dan kebijakan dari Provinsi Jambi, Dr. Fahrudin,HM, M.A.


Menurutnya, sejatinya debat politik harus dilaksanakan selaras dengan tujuan awal yakni meningkatkan pemilih yang rasional dan berkualitas.


Hal ini nantinya dapat terlihat dari pemaparan program atau visi-misi yang akan dikemukakan oleh calon kandidat.


Fachrudin menjelaskan untuk menunjukkan kualitas bagi pemilih, idealnya debat kandidat dijadwalkan dalam kuantitas yang tinggi atau minimal dilaksanakan 3 kali sehingga masyarakat bisa benar-benar disuguhkan informasi terkait dengan kandidat yang akan mereka pilih secara lengkap.


"Saya berpikir seperti itu, kalau debat hanya satu kali dilaksanakan, jadi kesannya seremonial dan hanya kebutuhan untuk tertentu saja," ujarnya kepada media, Rabu (6/11).



"Bahkan belum lagi kita lihat kualitas debatnya, seperti pertanyaan. hal tersebut perluh dibenahi kedepan, disamping kualitas atau jumlah pelaksanaan debatnya," sambungnya.


Lebih lanjut dijelaskan kondisi selama ini mungkin masyarakat hanya mengetahui program ataupun Visi-misi kandidat hanya melalui media dan dari stiker ataupun baleho yang terpampang.


"Nah, hari ini melalui debat secara langsung Meraka jadi tau apa yang disampaikan oleh kandidat dan janji-janji kandidat apa bila terpilih nantinya," tambahnya.


Menurutnya mestinya pelaksanaan Debat kandidat  ditambah secara kuantitas dan kualitas acara dan debatnya juga di benahi.kemudian untuk panelis hendaknya juga di isi oleh orang -orang yang berkompeten yang memang pakar di bidang-bidang tertentu, seperti soal pendidikan, ekonomi, politik, sosial dan lainya.


"Merekalah yang seharusnya jadi panelis karena mereka orang-orang sudah memahami," tegasnya.(ARB)